Thursday, February 7, 2013

Belajar Bahasa Kaili Praktis 2

KOSA KATA DAN PENGGUNAANNYA DALAM KALIMAT UNTUK LANGGAM BAHASA KAILI LEDO

Kosa Kata :

Tanggo = Kangkung
Lonja = Buah Langsat
Taraa = Buah Nenas
Maku = Buah Jambu
Kaluku  = Buah Kelapa
Nonturo = Duduk
Tabaro = Sagu
Gampaya = Gampaya
Loka = Pisang
Nobalu = Berjualan / menjual
Nolipa = Jalan Kaki (sedang jalan kaki)
Manjayo = Jalan-jalan 
Tabuniaka = Sembunyikan ; Nitabuniaka = Disembunyikan
Nipoimbi = Disegani
Ambena = Bawah / di bawah
Bavo = Atas
Reme = Terang
Vuri = Hitam
Kodi = Kecil
Mbaso = Besar ; Nambaso = Besar
Vula = Bulan 
Naroa = Ramai
Nitiku = Dikelilingi
Bulu = Gunung
Todea = Orang banyak (rakyat)
Tovau = Kambing
Balumba = Ombak
Sakaya = Perahu
Nesampo = Murah
Eva = Seperti
Berei  = Istri / suami
Noberei = Menikah
Naliu = Lewat / Kelewatan / Teganya
Nogaa = Berpisah / bercerai
Sinanggaroke = Kikir
Tuamana = Bapaknya
Tuaka = Kakak
Noriapu = Memasak
Avu = Dapur
Dava = Bohong
Nesua = Masuk
Nesuvu = Keluar
Panaguntu = Senjata Api
Nambela = Benar ; Nambela = Kena
Tava = Daun
Tovo = Tebang
Votona= Batangnya
Nalenge = Capek
Lale = Lalat
Soyo = Semut
Dala = Jalan
Soso = Cicak
Linja = Pindah
Taveve = Kucing
Bavu = Babi
Naroyo = Mengantuk
Vala = Pagar
Tuvu = Hidup
Manau = Turun
Pene / Nompene / Mompene = Naik
Kase / Nekase = Panjat
Talua = Kebun
Gade = Pasar
Ante = Dengan 
Nadea = Banyak

Penggunaan dalam kalimat :

Hau ri gade mangali tanggo = Mau ke pasar membeli kanggung
Mangala lonja, taraa, ante maku  ri talua = Mengambil buah langsat , nenas dengan jambu 
                                                                              di kebun.
Nonturo ri ambe nggaluku = Duduk di bawah pohon kelapa 
Nobalu tabaro, gampaya ante loka ri gade = Menjual sagu, pepaya dengan pisang di pasar
Aga nolipa = Hanya jalan kaki
Kamai kita manjayo njayo = Mari kita jalan-jalan
Ra tabuniaka riumba ? = Mau disembunyikan dimana ? 
Nipoimbika tadulakona = Disegani pemimpinnya 
Taveve vuri nangova ri bavo nu avu = Kucing hitam lari di atas dapur 
Ane nareme vula, ri talinti bo naroa = Kalo terang bulan, di pantai begitu ramai 
Nitiku bulu = Dikelilingi gunung
Nipoimbi ntodea = Disegani rakyat
Nasempo mpu ali ntovau hi = Murah sekali harga kambing ini
Isema sangana bereimu ? = Siapa nama istri/suami-mu? 
Noberimo komiu ? = Kamu sudah menikah ? 
Naliumpu raramu = Teganya hatimu 
Balumba mbaso = Ombak besar
Sakaya kodi = Perahu kecil 
Nogaa'mo ante bereina = Sudah bercerai dengan istrinya/suaminya 
Nasinanggaroke mpu ngana hi = Kikir sekali anak ini
Tuamana nobalu ri gade = Bapaknya berjualan di pasar
Tuakaku noriapu ri avu = Kakakku memasak di dapur 
Yaku nidavaina = Saya dia bohongi
Nesua ri si, nesuvu hamai = Masuk disini, keluar disana
Mangali panaguntu = Membeli senjata api
Nambela niulina = Benar kata dia
Voto nu loka ni tovo, tavana nipobalu = Batang pisang di tebang, daunnya dijual
Nalenge naupu nolipa = Capek setelah jalan kaki.
Nadea mpu lale = Banyak sekali lalat 
Soyo vuri ri voto nggaluku = Semut hitam di pohon kelapa 
Dalanggatuvuku = Jalan hidupku
Naria soso nangande sani = Ada cicak makan nyamuk
Nolinjamo ri Palu yaku = Saya sudah pindah di Palu 
Ledo yaku nangande bavu = Saya tidak makan babi
Naroyomo mataku = Saya sudah mengantuk
Nekase vala = Panjat pagar  
 
  
 Belajar Bahasa Kaili Praktis 1
 

 

 
 

Thursday, January 3, 2013

Belajar Bahasa Kaili Praktis 1

Berikut ini beberapa kata dan penggunaannya dalam kalimat untuk langgam bahasa kaili ledo

Kosa Kata :

Nuapa = Apa
Kareba = Kabar
Berimba = Bagaimana
Hau = Kesana ; Haumo = Sudah kesana ; Haupa = Kesana Lagi 
Sema = Siapa
Belo = Baik
Sakuya = Berapa
Ri = Di ; Ke
Ali = Beli ; Alimo = Belilah ; Alina = Harganya
Hi / Hie = Ini
Hai = Itu
Ane = Kalau
Mamala / Namala = Bisa / dapat
Galo = Campur 
Nabaya = Gila
Aga = Hanya
Lenje = Wajah
Sampalai = Sebentar (tidak lama)
Patuju = Maksud , Niat
Boli = Simpan
Maria / Naria = Ada
Situ / ritu = Situ, disitu
 Anggataka = Angkat 
Tongoraka =  Tunggu
Ruru = Dulu
Nggaulu = Dahulu
Nakava = Datang
Uli = Katakan ; Ulimo = Katakan saja
Mami = Memang
Nemo = Jangan
Malai / Nalai = Pergi ; Nalaimo = Sudah pergi
Masipato = Wajar ; Pantas saja
Mai = Mari ; Kamai = Ke mari ; Tumai = Ke sini
Tempo = Waktu
Iya = Dia
Napane = Panas
Eyo = Matahari ; Eyo = Hari (mis: eyo hi =  hari ini)
Pene = Panjat ; Nompene = Naik / memanjat
Taipa = Mangga
Raga = Kejar
Asu = Anjing
Elo = Cari
Bulua = Rambut
Ndate = Ukuran Panjang ; Nandate = Panjang
Roa = Teman
Sani = Nyamuk ; Nisani = Diketahui / ditahu
Talinti = Pantai
Dua = Sakit ; Nadua = Sakit
Kada = Kaki
Boba = Pukul
Tuntumaka = Susul

Penggunaan dalam kalimat :

Nuapa Kareba ? = Apa Kabar ?
Berimba Kareba ? = Bagaimana Kabar ?
Hau riyumba ? = Mau kemana ?
Isema sanga miu ? = Siapa nama mu (anda) ?
Pakabelo ri dala = Hati-hati di jalan
Sakuya alina hi ? = Berapa harganya ini ?
Ane mamala = Kalau bisa
Tobaya = Orang Gila
Nosi Galo = Bercampur
Nabelo mpu = Bagus/baik betul
Nagaya lenjena = Cantik (Wajah)
Aga sampalai = Hanya sebentar
Ane maria = Kalau ada
Patuju nu rara = Maksud hati
Bolimo ri situ = Simpan saja disitu
Anggataka ruru hi = Angkat dulu ini (mis : mengangkat barang)
Tongoraka ruru = Tunggu dulu
Anu Nggauluna =  Yang Dahulunya
Nakavamo =  Sudah datang
Niuliku mami =  Sudah saya bilang
Nemo malai = Jangan pergi
Masipato mami = Pantas saja (Pantasan/pantesan)
Kamai tumai = Mari kesini (memanggil)
Temponamo = Sudah waktunya
Aga iya = Hanya dia
Napane eyo = Matahari Terik
Nompene Taipa = Memanjat Pohon Mangga
Niraga asu =  Dikejar anjing
Mangelo belo = Mencari baik (kebaikan)
Buluandate = Rambut panjang
Nosimporoa = Berteman
Semangisani = Siapa tahu
Ri Talinti = Di pantai
Nadua kadaku = Sakit kakiku
Bobamo hau = Pukul saja
Ni tuntumaka = Disusul

Sekian dulu Belajar Bahasa Kaili Praktis. Akan dilanjutkan dilain kesempatan. Semoga bermanfaat.


Belajar Bahasa Kaili Praktis 2

Saturday, December 29, 2012

Dulu dikenal dengan KOTA DEBU

Seharian kemarin matahari tidak nampak karena tertutup oleh awan mendung. Dan sesekali diselingi hujan. Begitulah kira-kira gambaran kota Palu saat ini yang dulunya dikenal dengan sebutan KOTA DEBU. Tahun 2000 dan sebelumnya Dikenal sebagai KOTA DEBU karena  dulunya hampir disetiap sudut kota  banyak debu bertebaran. Dalam setahun hujan turun hanya beberapa kali saja.... dapat dihitung. Akibatnya terjadi kekeringan yang menyebabkan tanah-tanah kering dan menghasilkan debu. Akibat lainnya pohon-pohon banyak yang mati, rumput-rumput pun demikian... sudah tidak hijau lagi. Berubah menjadi kering kecoklatan. Suhu panas yang menyelimuti sepanjang hari menambah panjang kondisi KOTA PALU saat itu.

Setelah tahun 2000 sampai sekarang Suhu dan cuaca di KOTA PALU ada sedikit perubahan. KOTA PALU mulai sering diguyur hujan. Kadang sampai berhari-hari. Akibatnya banyak pohon yang tumbuh subur, demikian pula rumput-rumput sudah hijau kembali. Pegunungan yang mengelilingi KOTA PALU yang sebelumnya berwarna kecoklatan sudah nampak sedap dipandang mata. Ini merupakan anugerah yang terindah bagi KOTA PALU dari Sang Penguasa Jagat Raya Allah SWT. Tinggal bagaimana penduduknya mensyukuri nikmat yang sudah diberikan dengan tidak melakukan hal-hal yang merugikan yang akan berdampak pada ketidaknyamanan suasana kota, misalnya membuang sampah sembarangan atau melakukan penebangan liar terhadap pepohonan yang ada disekeliling KOTA PALU.  

Belajar Bahasa Kaili

Kaili adalah nama suku yang terbesar di daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Suku Kaili memiliki beragam langgam bahasa. Diantaranya Kaili ledo, Kaili Tara, Kaili Rai, Kaili Unde, Kaili Da'a, Kaili Edo, Kaili Doi dan Lauje. Kota Palu sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah didominasi oleh gaya bahasa Kaili Ledo. Dari sekian banyak langgam bahasa kaili, kaili ledo merupakan langgam bahasa kaili yang mungkin agak mudah dipelajari. Selain itu kata-kata dalam bahasa kaili ledo juga banyak dipakai untuk penamaan sebuah objek atau tempat-tempat tertentu khususnya di Kota Palu. Demikian pula penggunaan bahasa kaili ledo juga paling sering dipakai dalam beberapa program acara  yang ada di radio maupun televisi. Misalnya di Radio Republik Indonesia Kota Palu dalam program acara berita dalam bahasa kaili, menggunakan bahasa kaili ledo dalam penyampaian beritanya. Demikian pula halnya dengan TVRI stasiun Sulawesi Tengah, program berita dan beberapa acara lainnya juga menggunakan bahasa kaili ledo. Sehingga tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa bahasa kaili ledo merupakan bahasa pemersatu dari sekian banyak langgam bahasa kaili yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.

Kota Palu sebagai Ibukota Provinsi penduduknya terdiri dari beragam suku yang ada di Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Papua ada di Kota Palu. Bahkan tidak sedikit dari para pendatang menetap di Kota Palu sudah cukup lama. Bahkan ada yang sudah beranak cucu di Kota Palu. Tapi walaupun sudah sekian lama hidup dan tinggal di Kota Palu masih banyak dari mereka para pendatang yang tidak fasih atau bahkan tidak bisa berbahasa Kaili. Hal ini mungkin karena bahasa kaili tidak digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Seperti halnya di pulau jawa, misalnya kota Surabaya, bahasa jawa digunakan hampir disetiap tempat, mulai dari pasar, terminal, mall bahkan di sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi. Sehingga untuk dapat belajar memahami bahkan fasih berbahasa jawa cukup mudah. Beda halnya di Kota Palu. Agak sulit menemukan tempat dimana orang-orangnya menggunakan bahasa kaili dari pagi hingga pagi lagi. Hanya ada pada lingkungan tertentu saja yang mana dalam lingkungan tersebut semuanya orang kaili, misalnya para pedagang di pasar atau pegawai negeri di kantor yang dari pimpinan sampai bawahan semuanya orang kaili. Makanya wajar bila mereka yang datang dan tinggal di tanah kaili agak sulit belajar untuk bisa berbahasa kaili.

Syukurlah sekarang di sekolah-sekolah dasar (SD) sudah ada pelajaran bahasa kaili, yang memungkinkan generasi-generasi selanjutnya bisa belajar memahami bahasa daerah tempat mereka tinggal.

Kalau yang dari luar Tanah Kaili tidak atau belum bisa berbahasa kaili adalah wajar, tapi yang memprihatinkan justru yang lahir di tanah kaili dari ibu bapak yang juga suku kaili tapi tidak bisa berbahasa kaili..... ooooo .... ranga...!

Mudah-mudahan di kesempatan postingan berikutnya  akan dibahas bagaimana BELAJAR BAHASA KAILI..... tongorakamo..! Tabe..!

Wednesday, August 17, 2011

Sou Raja (Rumah adat Suku Kaili di Sulawesi Tengah)



Rumah raja atau Sou Raja atau juga disebut Banua Mbaso yang berarti rumah besar. Rumah berbentuk panggung ini merupakan warisan nenek moyang keluarga para bangsawan suku Kaili. Saat ini banua mbaso masih dapat dilihat di Kabupaten Sigi, Tavaili, Donggala  dan Kabupaten Parigi Moutong
Di Kota Palu dapat dilihat rumah Sou Raja yang masih terawat  di Kampung Lere

sumber Disbudpar sulteng